Diakui bahwa pondok pesantren baik secara kelembagaan dan substansi pendidikannya telah banyak mengalami perubahan. Perubahan akan terus berlanjut terkait dengan perubahan social dan perubahan peraturan perundang-undangan. Khusus, setelah diundangkannya Undang Undang (UU) Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, bahwa secara kelembagaan, pesantren yang menyelenggarakan pendidikan madrasah, wajib mengikuti standar kurikulum secara nasional sebagaimana ketetapan UU. Ini artinya, pendidikan di pondok pesantren (madrasah) sudah tidak bisa dibedakan dengan sekolah umum semacam SMA, sama-sama membuka jurusan IPA, IPS, Bahasa dan Keterampilan, pada tingkat sekolah menengah.
Pengembangan pesantren bukanlah hal baru, dan akan terus dilakukan baik oleh internal pesantren maupun bekerja sama dengan lembaga lain. Secara internal, pesantren sudah memiliki caranya sendiri misalanya melalui saling mengambil menantu atau mengambil menantu dari kalangan santri yang pandai. Disamping itu, pesantren juga memiliki prinsip menjaga dan berkembang yang hingga saat ini masih dijalankan. Dengan demikian, untuk berkembang, bagi pesantren bukanlah hal baru.
Mencermati perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kini dan mendatang disertai dengan perkembangan kebudayaan, maka pendidikan pesantren tidak harus mengesampingkan pendidikan teknologi informasi (TI), terutama dalam menumbuhkan Islamic technological-attitude (sikap berteknologi secara Islami) dan technological-quotient (kecerdasan berteknologi) sehingga santri memiliki motivasi, inisiatif dan kreativitas untuk memahami teknologi.
Kemajuan TI di pesantren tidak mungkin terwujud tanpa adanya sumberdaya manusia berkualitas. Ketersediaan TI dan pemanfaatannya di lembaga pendidikan pesantren, sekalipun sederhana dan terbatas, akan meningkatkan pembelajaran dalam hal peningkatan efektifitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran.
Melihat fenomena tersebut, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan memandang perlu melakukan penelitian untuk mengkaji lebih jauh tentang pemanfaatan teknologi informasi (TI) di pondok pesantren, dengan rumusan masalah bagaimana pesantren responsible terhadap penggunaan TI, baik dari sisi SDM, pemanfaatan dan bentuknya, serta dampak yang dtimbulkannya.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: a) kemampuan SDM memanfaatkan TI di pesantren, c) pemanfaatan TI di pesantren, d) dampak pemanfaatan TI terhadap daya ubah sistem pendidikan pesantren dan e) bentuk perangkat TI ke depan yang dibutuhkan dalam sistem pendidikan pesantren
Metodologi
Lokasi penelitian ini meliputi PP. Al-Hamidiyah dan PP. Sindang Resmi (Jawa Barat), PP. Pabelan (Jawa Tengah), PP Modern Al-Amanah dan PP. Amanatul Ummah (Jawa Timur), PP Al Mujahidin (Kalimantan Timur), PP. Nurul Haramain (NTB), dan PP. Al-Ittifaqiyah (Sumatra Selatan)
Metode penelitian ini kualitatif dengan analisis deskriptif. Adapun PPS yang menjadi sasaran penelitian ada di enam propnsi meliputi:. Pesantren sasaran penelitian adalah pesantren yang memiliki Laboratorium Komputer.
Teknik pengumpulan data dilakukan melaui form isian untuk menggali data kelembagaan, ketenagaan, sarana. Wawancara, untuk menggali data primer dan studi dokumen untuk menggali data sekunder.
Temuan
1.Kemampuan SDM TI
Berkaitan dengan kemampuan SDM TI terdapat dua katagori pesantren. Pesantren yang SDM TI sudah menguasai beberapa software diantaranya PP Nurul Haramain dan PP. Modern Al Amanah, PP. Al-Hamidiyah dan PP. Amantul Ummah dan PP Al Mujahidin). SDM TI nya sudah dapat mengoperasikan selain Microsoft Office (software standar), tapi juga menguasai software yang lainnya : Photoshop, coreldraw dll. Sebaliknya pada PP. Al-Ittifaqiyah, dan PP. Sindang Resmi, SDM TI hanya dapat menguasai software Office. Sebagian besar santri, ustadz dan TU baru dapat mengoperasikan Microsoft Office (software standar) yaitu Microsoft Word, Excell dan Power Point.
Tentang kesesuaian latar belakang pendidikan ustadz TI, tidak sepenuhnya ustadz TI di pesantren sasaran berpendidikan sarjana komputer, tetapi ustadz-ustadz tersebut berpendidikan S1 yang menguasai tentang TI. Secara umum penguasaan TI lebih banyak diasah secara otodidak dan pengalaman serta tingkat penguasaan mereka masih sebatas penggunaan tool atau alat standar pada aplikasi software belum kepada penguasaan program software.
2.Pemanfaatan TI
Berkaitan pemanfaatan TI dalam perannya sebagai lembaga keagamaan, PP. Nurul Haramain sebagai lembaga keagamaan, santri dan masyarakat sekitar menerima kegiatan syiar dawah dari para kiyai dengan menggunakan perangkat teknologi berupa Komputer dan LCD yang diletakkan permanen di masjid Nurul Haramain. Dalam perannya sebagai lembaga pendidikan islam , perangkat TI digunakan oleh ke delapan pesantren sasaran untuk proses belajar mengajar di kelas oleh ustadz dan santri serta pengelolaan adminstrasi pesantren oleh staff TU dan pengurus pesantren. Khusus pada PP. Nurul Haramain dalam proses belajar mengajar kitab kuning, kiyai nya sudah menggunakan Software Maktabah Syamilah. Islamic programs untuk mempelajari zakat, waris dan waktu sholat, Qur'anic Learning untuk mempelajari tajwid. Sedangkan pada PP. Alhamidiyah dalam kajian islam sudah memanfaatkan Kamus Arab dan Al-Qur'an digital.
Peranan lain yaitu pesantren sebagai lembaga sosial. Khusus untuk pesantren Pabelan , pemanfaatan Komputer sudah digunakan untuk keperluan yang lebih luas yaitu selain untuk proses pendidikan (STEP II) juga untuk kegiatan ketrampilan (Life skill) melalui Telecenter e-Pabelan menyediakan layanan informasi kepada masyarakat desa tentang berbagai hal untuk para petani dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup mereka (sosialisasi informasi-informasi yang sedang trend seperti pendidikan, kesehatan, teknologi informasi, perempuan, life skill.
3.Dampak pemanfaatan TI
Pada dasarnya dampak pemanfaatan TI terhadap daya ubah system pendidikan di pesantren sasaran beragam tingkat daya ubahnya. Dari kedelapan pesantren sasaran, terdapat dua katagori dampak pemanfataan TI. Katagori pertama, Lima pesantren (PP Nurul Haramain, PP. Al-Hamidiyah, PP. Amanatul Ummah, PP Al Mujahidin, dan PP. Pabelan) memberikan respon sangat signifikan dampak pemanfaatan TI bagi sistem pendidikan, karena sudah melakukan pembaharuan sistim pendiidkan yang integratif dengan menerapkan TI pada seluruh kegaitan pesantren
Sedangkan katagori ke dua, PP. Modern Al-Amanah, PP. Al-Ittifaqiyah dan PP. Sindang resmi menyatakan bahwa dampak ekstrim terhadap pola pendidikan tidak terlihat jelas atau tidak terlalu signifikan pemanfataan TI. Dalam proses pembelajaran, pola penyampaian masih bersifat metode konvensional dalam arti ustadz dan pengajar menyampaikan materi pelajaran dan memberi tugas belajar masih dengan cara bertatap muka di dalam kelas. Santri masih membaca buku dan mencatat pelajaran, hanya ketika mencari data, santri sudah menggunakan internet tidak dengan manual. Dengan demikian di ketiga pesantren ini pemanfataan TI hanya sebagai penunjang dan bukan sebagai komponen penting.
4. Perangkat TI yang diperlukan ke depan
Dari kedelapan pesantren sasaran, dapat disimpulkan bahwa perangkat TI yang dibutuhkan ke depan oleh pesantren adalah: pertama, tersedianya perangkat Hardware yang lengkap meliputi penambahan jumlah : PC, LCD, Printer, Multi media, internet, LAN, Media Audio. Kedua, tersedianya perangkat Software pembelajaran yang memanfaatkan TI sehingga dapat digunakan dalam proses belajar mengajar. Ketiga, tersedianya perangkat Brainware (SDM TI) berkualitas yang mampu menggunakan hardware dan software, oleh karena itu pemerintah perlu mengadakan pelatihan dan workshop tentang perangkat TI.
5.Strategi pemanfaatan TI
strategi yang di lakukan untuk pengembangan pemanfaatan TI di 8 pesantren sasaran diantaranya: pertama, melengkapi infrastruktur TI (hardware dan software). Kedua, peningkatan SDM (penambahan pengetahuan dan ketrampilan TI) melalui perekruitan tenaga ustadz dan TU yang menguasai TI, mengikut sertakan para ustadz dan TU dalam pelatihan-pelatihan TI baik yang dilaksanakan oleh Diknas, Depag, Perguruan Tinggi dan Oleh Yayasan. Ketiga, peningkatan dana untuk penyelenggaraan dan pemeliharaan TI, dan Keempat, perluasan jaringan ke berbagai perguruan tinggi.
Rekomendasi
1.Pesantren berupaya meningkatkan jumlah dan kelengkapan perangkat TI, oleh karena itu perlu dilakukan koordinasi antara pesantren dengan pemerintah Kab/Kota dan Departemen Agama (khususnya Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren) dalam rangka memberikan bantuan pengembangan TI.
2.Berupaya meningkatkan kemampuan ustadz, tenaga administrasi (TU) dan santri dalam memanfaatkan TI untuk kegiatan belajar-mengajar di sekolah dan pengelolaan pendidikan guna mendorong mutu hasil pendidikan yang optimal.
3.Departemen Agama (khususnya Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren) perlu mengadakan pelatihan TI bagi ustadz pesantren (penguasaan perangkat keras dan lunak serta perawatannya) untuk memaksimalkan pemanfaatan perangkat TI yang sudah ada, melalui diklat dan seminar-seminar tentang TI secara terencana dan berkelanjutan.
4.Departemen Agama (khususnya Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren) diupayakan melakukan studi kelayakan kepada pesantren yang akan diberi bantuan perangkat komputer. Pesantren yang berprespektif adaptif , pemanfaatkan komputer hanya sebagai pelengkap/penunjang dalam sistem pendidikan maka perangkat TI yang dibutuhkan berbeda dengan pesantren yang berprespektif antisipatif yang memanfaatkan TI sebagai grand strategic dalam program pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren secara integral dan holistic.
0 komentar:
Posting Komentar