Tampilkan postingan dengan label tentang assa'idiyyah 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tentang assa'idiyyah 2. Tampilkan semua postingan

Minggu, 19 Mei 2013

biografi Pendiri PP.ASSA'IDIYYAH-JOMBANG

    
     Atas ridho Allah  telah lahir seorang bayi dari pasangan KH. Abdurrohim bin chasbullah dengan raden ajange Siti wardiyah dengan nama Ach. Nashrullah. Beliau tumbuh besar menjadi anak yang  sehat dan cerdas. Tapi sayang sebelum ayah nya menyaksikan kkeceradasan anaknya, KH. Abdurrohim dipanggil oleh Allah SWT. Jadilah beliau menjadi anak yatim yang setiap saat merasakan getir pahitya kehidupan pada zaman penjajahan jepang. Kelaparan dan rasa sakit sering ia tahan agar tidak semakin memberatkan beban ibunda yang janda dan masih sangat muda, karena masih ada adiknya yang saat itu masih balita yakni chisnullah dan Amanullah, serta kakaknya Alfatih dan siti Bariroh sudah sangat besar. Ujian bertubi-tbi menimpa keluarga Abdurrohim, karena sepeninggal beliau anak perempuan satu-satunya tersebut menderita sakit mata yang menyebabkan kebutaan sepanjang hidupnya.
      Nyai siti mas Wardiyah akhirnya membesarkan dan mendidik lima anaknya dalam keadaan janda dan serba kekurangan. Hingga akhirnya beliau menikah lagi dengan KH. Mansur. Tidak puas dengan keadaan yang ada dirumah akhirnya ach. Nashrullah yang pada saat itu berusia 12 tahun sesudah tamat MI-BU merantau ke kota Bumi ayu Jawa Tengah dan di asuh oleh Kyai ma’sum di desa leren Bumi ayu. Kecerdasan beliau di ketahui oleh sang kyai, oleh karena itu rasa hormat dan sayangnya putra asuhnya diwujudkan denagn mengankat sebagai guru madrasah yang diasuh oleh Kyai ma’sum tersebut. Kurang lebih lima tahun di bumi ayu kemudian dipanggil pulang oleh KH. Wahab Hasbullah agar membantu mengelola pesantren yang saat itu sering di tinggal ke jakarta untuk urusan politik dan kenegaraan. Maka Ach. Nashrullah yang saat berusia 17 tahun telah tampil menjadi guru Nahwu dan bahasa Arab di pondok Al-latifiyyah  yang telah dirintis oleh kakeknya yang bernama chasbullah dan lathifah.
      Guru muda dan primadona ini akhirnya menyunting gadis pilihan yang merupakan salah satu murid beliau dan lurah pondok saat itu, ia adalah Siti Zubaidah binti H. Sulaiman, gadis polos dari desa Keboan kecamatan kudu Jombang yang pandai melantunkan bacaan Al-Qur’an. Tanggal perkawinannya adalah 27 September 1958. dari perkawinan tersebut beliau melahirkan enam orang putra, lima perempuan dan satu laki-laki. Secara berurutan mereka adalah Munhidhatul Ummah, Umdatul Khoirot, Roidhatus Salamah, Zumrotus Sholichah, Moh. Habiburrahman dan yang terakhir Sa’adatul Athiyah. Kini mereka sudah menjadi manusia dewasa yang mengamban amanah Pesantren As-Sa’idiyah sepeninggal beliau.
     Perjuangannya sesudah menikah, Achmad Nasrullah yang saat itu terkenal terkenal dengan panggilan Gus Nasrul pulang kerumah mertua di Keboan. Disinilah Gus Nasrul melanjutkan perjuangannya menjadi guru ngaji dan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah pada tahun 1961 dan sampai sekarang Madrasah tersebut masih hidup dan berkembang kurang lebih 21 tahun di Keboan lalu di panggil lagi untuk pulang ke tambakberas sesudah wafatnya KH. Wahab Chasbullah pada tahun 1977 beliau diangkat menjadi kepala Madrasah Mualimin Mualimat (MMA) BU kurang lebih selama 15 tahun.
    Tampaknya sudah menjadi garis yang khaliq bahwa kelahiran beliau ini memang untuk berjuang. Watak keras yang melingkupi diri beliau ini justru menjadi energi bagi semangat juangnya. Pada tahun 1985 beliau merintis As-Sa’idiyah yang sampai sekarang bisa kita manfaatkan bersama tanpa bergantung kepada bantuan pemerintah. Dan pada tahun 1981 mendirikan Madrasah I’idadiyah Lil Mu’alimin Wal Mu’alimat dua tahun, lalu pada tahun 1991 berubah menjadi Madrasah I’idadiyah Lil Jami’ah Bharul ‘Ulum Program lima tahun,  hingga pada tahun 2005  Madrasah I’idadiyah memiliki program baru yaitu hanya tiga tahun untuk menempuh study dan berlanjut hingga sekarang MAJ terus berkembang. Pada tahun ajaran 2009 ini MAI memiliki program baru yakni beasisiwa SPP dan asrama bagi seluruh murid baru. 
    Cita-cita beliau untuk mendirikan dan membesarkan Madrasah ini tidak pernah pudar sekalipun harus melalui jalan terjal yang memberatkan, terutama ketika belum mempunyai gedung sendiri kemudian dipaksa pindah dari tempat semula yang ditempati selama beberapa tahun, demi perjuangannya beliau KH. Achmad Nasrullah Abdurrahim rela mengorbankan sebagian rumahnya untuk belajar para siswa-siswi SPPT. Keadaan seperti ini berjalan selama tiga tahun dan alhamdulillah sekarang sudah memiliki gedung sendiri.
     Selain sebagain pendidik beliau pernah aktif di berbagai organisasi-organisasi yang ada dibawah naungan Nahdlotul ‘Ulama misalnya : Anshor, pernah menjadi Katib Syuriyaspur  NU Jawa Timur, Anggota pengurus pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah, juga menjadi hakim agama Pengadilan Negeri Jombang kurang lebih selama 10 tahun, pengurus MUI Jombang angota DPRD, Dosen Ilmu Fiqih di UNHASI Tebuireng Jombang yang sekarang berganti nama menjadi IKAHA.
POLA PEMIKIRAN BELIAU
      Pola pemikiran abah KH. Achmad Nasrullah yang paling kental dalam sikap hidupnya adalah: moderat, salafi modern, dan kepekaan sosial. Moderat yang dimaksud disini adalah tidak kolot atau lalim juga disebut juga dengan ekstrim. Artinya adalah memandang suatu masalah yang berkaitan dengan hukum, tidak dikembalikan pada ketentuan fiqih murni (fiqih sentris) saja, tetapi lebih dikembalikan pada kaidah-kaidah fiqihiyah dimana faktor ilat hukum dan maslahat lebih sangat diperhatikan.  Misalnya pada zaman 70-an dimana memakai celana bagi kaum perempuan itu diharamkan oleh sebagian ulama, maka Kyai Nasrullah menetapkan “boleh” memakai celana selama tidak menyerupai laki-laki dan membawa rasa aman bagi perempuan itu.
    Kemudian yang kedua adalah bahwa beliau tetap ingin memperhatikan nilai-nilai lama, kitab-kitab salaf, ajaran-ajaran ulama’ salaf tapi disampaikan dengan pendekatan dan metode yang modern. Hal ini bisa kita lihat, misalnya dalam mengajar tafsir fiqih atau ilmu-ilmu yang lain. Dan didalam memberikan dan menerangkan pelajaran tidak tekstual, akan tetapi kepada anak didik diajarkan pula tentang materi-materi pelajaran itu dalam kaitannya dengan kehidupan yang dialami oleh anak didik dimana dan kapan mereka tinggal dan belajar (konstektual).
    Yang ketiga adalah Kepekaan Sosial. Sifat yang ketiga ini melekat dalam diri beliau barangkali karena beliau merasakan sendiri bagaimana menjadi anak yatim dan serba kekurangan. Karena itulah beliau mengajarkan bagaimana cara menyayangi orang-orang lemah(dhuafa’). Dalam praktek keseharian beliau selalu memperhatikan santri atau anak anak didik yang potensial tapi tidak mempunyai biaya dengan memberikan beasiswa ataupun dispensasi SPP. Memberikan dukungan moral maupun material kepada para santri terutama yang tak cukup biaya namun mempunyai prestasi dan kepandaian karena beliau sangat mencintai ilmu dan orang-orang pintar.
    Inilah sekelumit tentang KH. Nasrullah yang amat kita cintai. Mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah yang terbaik dari beliau.dan mudah-mudahan amal beliau diterima disisi-Nya. Amin...

Jumat, 07 September 2012

24 khasiat ayat kursi

Mahfum ayat:
Allah, tidak ada yang benar disembah hanya Dia yang Hidup dan Maha Kaya, tidak pernah ditimpa mengantuk dan tidak pernah tidur, bagi Nya sesuatu yang ada di langit dan di bumi, tidak ada yang boleh memberi syafaat kecuali dengan izin Nya. Ia maha mengetahui segala apa yang terjadi di hadapan mereka dan dibelakang mereka. Tidaklah mereka meliputi ilmunya sedikit jua kecuali yang dikehendakki Nya. Lebih luas kerusinya dari langit dam bumi. Tidak susah bagi Nya memelihara keduanya. Ia maha Tinggi dan maha Besar.
[Allah! There is no god but He, the Living, the Self-subsisting, Eternal. No slumber can seize Him nor sleep. His are all things in the heavens and on earth. Who is there can intercede in His presence except as He permitteth? He knoweth what (appeareth to His creatures as) Before or After or Behind them. Nor shall they compass aught of His knowledge except as He willeth. His Throne doth extend over the heavens and the earth, and He feeleth no fatigue in guarding and preserving them for He is the Most High, the Supreme (in glory).]
Penjelasan:
Ayat Kursi diturunkan pada suatu malam selepas Hijrah. Menurut riwayat, ketika ayat kursi diturunkan disertai dengan beribu-ribu malaikat sebagai penghantarnya, kerana kebesaran dan kemuliaannya. Syaitan dan Iblis menjadi gempar kerana adanya suatu alamat yang menjadi perintang dalam perjuangan nya. Rasulullah S.A.W. segera memerintah kepada penulis al-Quran iaitu Zaid bin Thabit agar segera menulisnya dan menyebarkannya. Ada terdapat sembilan puluh lima buah hadis yang menjelaskan fazilat ayat kursi. Sebabnya ayat ini disebut ayat KURSI kerana di dalam nya terdapat perkataan KURSI, ertinya tempat duduk yang megah lagi yang mempunyai martabat. Perlu di ingat, bukan yang di maksudkan dengan KURSI ini tempat duduk tuhan, tetapi adalah KURSI itu syiar atas kebesaran Tuhan.
Khasiat Ayat Kursi:

1. Sesiapa yang membaca ayat Kursi dengan istikamah setiap kali selesai sembahyang fardhu, setiap pagi dan petang, setiap kali masuk kerumah atau kepasar, setiap kali masuk ke tempat tidur dan musafir, insyaallah akan diamankan dari godaan syaitan dan kejahatan raja-raja (pemerintah) yang kejam, diselamatkan dari kejahatan manusia dan kejahatan binatang yang memudharatkan. Terpelihara dirinya dann keluarganya, anak-anak nya, hartanya, rumahnya dari kecurian, kebakaran dan kekaraman dengan izin Allah s.w.t.

2. Terdapat keterangan dalam kitab Assarul Mufidah, barang siapa yang mengamalkan membaca ayat kursi, setiap kali membaca sebanyak 18 kali, inyaallah ia akan hidup berjiwa tauhid, dibukakan dada dengan berbagai hikmat, dimudahkan rezekinya, dinaikkan martabatnya, diberikan kepadanya pengaruh sehingga orang selalu segan kepadanya, diperlihara dari segala bencana dengan izin Allah s.w.t.

3. Salah seorang ulama Hindi mendengar dari salah seorang guru besarnya dari Abi Lababah r.a, membaca ayat Kursi sebanyak anggota sujud (7 kali) setiap hari ada benteng pertahanan Rasulallah s.a.w.

4. Syeikh Abul ‘Abas alBunni menerangkan: “Sesiapa membaca ayat Kursi sebanyak hitungan kata-katanya (50 kali), di tiupkan pada air hujan kemudian diminumnya, maka inysyaallah tuhan mencerdaskan akalnya dan memudahkan faham pada pelajaran yang dipelajari.

5. Sesiapa yang membaca ayat Kursi selepas sembahyang fardhu, Tuhan akan mengampunkan dosanya. Sesiapa yang membacanya ketika hendak tidur, terpelihara dari gangguan syaitan, dan sesiapa yang membacanya ketika ia marah, maka akan hilang rasa marahnya.

6. Syeikh alBuni menerangkan: Sesiapa yang membaca ayat Kursi sebanyak hitungan hurufnya (170 huruf), maka insyaallah, Tuhan akan memberi pertolongan dalam segala hal dan menunaikan segala hajatnya, dam melapangkan fikiranyan, diluluskan rezekinya, dihilangkan kedukaannya dan diberikan apa yang dituntutnya.

7. Barang siapa membaca ayat Kursi ketika hendak tidur, maka Tuhan mewakilkan dua malaikat yang menjaga selama tidurnya sampai pagi.

8. Abdurahman bin Auf menerangkan bahawa, ia apabila masuk kerumahnya dibaca ayat Kursi pada empat penjuru rumahnya dan mengharapkan dengan itu menjadi penjaga dan pelindung syaitan.

9. Syeikh Buni menerangkan: sesiapa yang takut terhadap serangan musuh hendaklah ia membuat garis lingkaran denga nisyarat nafas sambil membaca ayat Kuris. Kemudian ia masuk bersama jamaahnya kedalam garis lingkaran tersebut menghadap kearah musuh, sambil membaca ayat Kursi sebayak 50 kali, atau sebanayk 170 kali, insyaallah musuh tidak akan melihatnya dan tidak akan memudharatkannya.

10. Syeikul Kabir Muhyiddin Ibnul Arabi menerangkan bahawa; sesiapa yang membaca ayat Kursi sebayak 1000 kali dalam sehari semalam selama 40 hari, maka demi Allah, demi Rasul, demi alQuran yang mulia, Tuhan akan membukakan baginya pandangan rohani, dihasilkan yang dimaksud dan diberi pengaruh kepada manusia. (dari kitab Khawasul Qur’an)

11. Rasullullah s.a.w bersabda bermaksud:”Sesiapa pulang kerumahnya serta membaca ayat Kursi, Allah hilangkan segala kefakiran didepan matanya”.

12. Sabda Baginda lagi: ”Umatku yang membaca ayat Kursi 12 kali pada pagi Jumaat, kemudian berwuduk dan sembahyang sunat dua rakaat, Allah memeliharanya daripada kejahatan syaitan dan kejahatan pembesar”.

13. Orang yang selalu membaca ayat Kursi dicintai Allah dan dipelihara Allah sebagaimana DIA memelihara Nabi Muhammad.

14. Mereka yang beramal dengan ayat Kursi akan mendapat pertolongan serta perlindungan Allah daripada gangguan dan hasutan syaitan.

15. Pengamal ayat Kursi juga, dengan izin Allah,akan terhindar daripada pencerobohan pencuri. Ayat Kursi menjadi benteng yang kuat menyekat pencuri daripada memasuki rumah.

16. Mengamalkan ayat Kursi juga akan memberikan keselamatan ketika dalam perjalanan.

17. Ayat Kursi yang dibaca dengan khusyuk, Insyaallah, akan menyebabkan syaitan dan jin terbakar.

18. Jika anda berpindah kerumah baru maka pada malam pertama anda menduduki rumah itu,eloklah anda membaca ayat Kursi 100 kali, insyaallah,mudah-mudahan anda sekeluarga terhindar dari gangguan lahir dan batin.

19. Barang siapa yang membaca ayat Kursi diakhir setiap solat fardhu, ia akan berada dalam lindungan Allah hingga solat yang lain.

20. Barang siapa yang membaca ayat Kursi diakhir setiap sembahyang, tidak menegah akan dia daripada masuk syurga kecuali maut, dan barang siapa membacanya ketika hendak tidur, Allah akan memelihara akan dia keatas rumahnya, rumah jirannya dan ahli rumah-rumah disekitarnya.

21. Barang siapa yang membaca ayat Kursi diakhir tiap-tiap sembahyang Fardhu, Allah akan menganugerahkan dia hati-hati orang yang bersyukur perbuatan2 orang yang benar, pahala nabi2 juga Allah akan melimpahkan padanya rahmat.

22. Barang siapa yang membaca ayat Kursi sebelum keluar rumahnya, maka Allah mengutuskan 70,000 Malaikat kepadanya, mereka semua memohon keampunan dan mendoakan baginya.

23. Barang siapa yang membaca ayat Kursi diakhir sembahyang, Allah azza wajalla akan mengemdalikan pengambilan rohnya dan ia adalah seperti orang yang berperang bersama nabi Allah sehingga mati syahid.

24. Barang siapa yang membaca ayat al-Kursi ketika kesempitan, nescaya Allah berkenan memberi pertolongan kepadanya.

Nas : Banyak betul manfaat dengan ayat ni. Sedar tak sedar, dah msuk 10 malam terakhir Ramadhan pun..huhu..pantasnya masa berlalu..sama2lah kita merebut peluang membaca walaupun sepotong ayat di bulan yang mulia ini..nanti bulan lain, bacalah jugak..jangan semangat bila bulan pose je K..hehe..jangan lupa share yup.

Credit: naslive.blogspot.com

Kamis, 24 Mei 2012

sejarah pesantren di indonesia


Sejak awal masuknya Islam ke Indonesia, pendidikan Islam merupakan kepentingan tinggi bagi kaum muslimin. Tetapi hanya sedikit sekali yang dapat kita ketahui tentang perkembangan pesantren di masa lalu, terutama sebelum Indonesia dijajah Belanda, karena dokumentasi sejarah sangat kurang. Bukti yang dapat kita pastikan menunjukkan bahwa pemerintah penjajahan Belanda memang membawa kemajuan teknologi ke Indonesia dan memperkenalkan sistem dan metode pendidikan baru. Namun, pemerintahan Belanda tidak melaksanakan kebijaksanaan yang mendorong sistem pendidikan yang sudah ada di Indonesia, yaitu sistem pendidikan Islam. Malah pemerintahan penjajahan Belanda membuat kebijaksanaan dan peraturan yang membatasi dan merugikan pendidikan Islam. Ini bisa kita lihat dari kebijaksanaan berikut.   
Pada tahun 1882 pemerintah Belanda mendirikan Priesterreden (Pengadilan Agama) yang bertugas mengawasi kehidupan beragama dan pendidikan pesantren. Tidak begitu lama setelah itu, dikeluarkan Ordonansi tahun 1905 yang berisi peraturan bahwa guru-guru agama yang akan mengajar harus mendapatkan izin dari pemerintah setempat. Peraturan yang lebih ketat lagi dibuat pada tahun 1925 yang membatasi siapa yang boleh memberikan pelajaran mengaji. Akhirnya, pada tahun 1932 peraturan dikeluarkan yang dapat memberantas dan menutup madrasah dan sekolah yang tidak ada izinnya atau yang memberikan pelajaran yang tak disukai oleh pemerintah.     
Peraturan-peraturan tersebut membuktikan kekurangadilan kebijaksanaan pemerintah penjajahan Belanda terhadap pendidikan Islam di Indonesia. Namun demikian, pendidikan pondok pesantren juga menghadapi tantangan pada masa kemerdekaan Indonesia. Setelah penyerahan kedaulatan pada tahun 1949, pemerintah Republik Indonesia mendorong pembangunan sekolah umum seluas luasnya dan membuka secara luas jabatan-jabatan dalam administrasi modern bagi bangsa Indonesia yang terdidik dalam sekolah-sekolah umum tersebut.. Dampak kebijaksanaan tersebut adalah bahwa kekuatan pesantren sebagai pusat pendidikan Islam di Indonesia menurun. Ini berarti bahwa jumlah anak-anak muda yang dulu tertarik kepada pendidikan pesantren menurun dibandingkan dengan anak-anak muda yang ingin mengikuti pendidikan sekolah umum yang baru saja diperluas. Akibatnya, banyak sekali pesantren-pesantren kecil mati sebab santrinya kurang cukup banyak (Dhofier 1985:41).        
Jika kita melihat peraturan-peraturan tersebut baik yang dikeluarkan pemerintah Belanda selama bertahun-tahun maupun yang dibuat pemerintah RI, memang masuk akal untuk menarik kesimpulan bahwa perkembangan dan pertumbuhan sistem pendidikan Islam, dan terutama sistem pesantren, cukup pelan karena ternyata sangat terbatas. Akan tetapi, apa yang dapat disaksikan dalam sejarah adalah pertumbuhan pendidikan pesantren yang kuatnya dan pesatnya luar biasa.

TABEL : Jumlah pesantren dan santri di Jawa pada tahun 1978. (Laporan Departemen Agama RI)
Propinsi Daerah
Jumlah Pesantren
Jumlah Santri
Jakarta
27
15 767
Jawa Barat
2 237
305 747
Jawa Tengah
430
65 070
Tawa Timur
1 051
290 790
Jumlah:
3 745
675 364



Dalam Tabel, dapat kita melihat bahwa hampir empat dasawarsa kemudian, jumlah pesantren di Jawa telah bertambah kurang lebih empat kali. Statistik dari Tabel 2, yang dikumpulkan dari laporan Departemen Agama RI pada tahun 1978 yang mengenai keadaan pesantren di Jawa, menunjukkan bahwa sistem pendidikan pesantren di Jawa dipelihara, dikembangkan dan dihargai oleh masyarakat umat Islam di Indonesia. Kekuatan pondok pesantren dapat dilihat dari segi lain, yaitu walaupun setelah Indonesia merdeka telah berkembang jenis-jenis pendidikan Islam formal dalam bentuk madrasah dan pada tingkat tinggi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), namun secara luas, kekuatan pendidikan Islam di Jawa masih berada pada sistem pesantren. 
Dari data-data tersebut harus kita bertanya, mengapa pesantren begitu sanggup menahan dan berkembang selama bertahun-tahun penuh dengan tantangan dan kesulitan yang dibuat baik pemerintah Belanda maupun pemerintah RI? Menurut saya, sistem pendidikan pondok pesantren mampu bertahan dan tetap berkembang karena siap menyesuaikan dan memoderenkan tergantung pada keadaan yang sebenarnya ada di Indonesia. Sejak awalnya, pesantren di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dan tantangan karena dipengaruhi keadaan sosial, politik, dan perkembangan teknologi di Indonesia serta tuntutan dari masyarakat umum. Oleh karena itu, pada masa ini di dunia pesantren terjadi pembangunan sistem pendidikan pesantren modern yang akan dibahas dalam bagian berikut.

pengertian pesantren



      Pengertian pesantren
 berasal dari kata santri dgn awalan pe-dan akhiran an berarti tempat tinggal santri. Soegarda Poerbakawatja yg dikutip oleh Haidar Putra Daulay mengatakan pesantren berasal dari kata santri yaitu seseorang yg belajar agama Islam sehingga dgn demikian pesantren mempunyai arti tempat orang berkumpul utk belajar agama Islam. Ada juga yg mengartikan pesantren adl suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yg bersifat “tradisional” utk mendalami ilmu tentang agama Islam dan mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian (2004: 26-27).
Dalam kamus besar bahas Indonesia pesantren diartikan sebagai asrama tempat santri atau tempat murid-murid belajar mengaji. Sedangkan secara istilah pesantren adl lembaga pendidikan Islam dimana para santri biasa tinggal di pondok (asrama) dgn materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum bertujuan utk menguasai ilmu agama Islam secara detail serta mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian dgn menekankan penting moral dalam kehidupan bermasyarakat (Fenomena 2005: 72).
Pondok pesantren secara definitif tak dapat diberikan batasan yg tegas melainkan terkandung fleksibilitas pengertian yg memenuhi ciri-ciri yg memberikan pengertian pondok pesantren. Jadi pondok pesantren belum ada pengertian yg lbh konkrit krn masih meliputi beberapa unsur utk dapat mengartikan pondok pesantren secara komprehensif (Artikel 1).
Maka dgn demikian sesuai dgn arus dinamika zaman definisi serta persepsi terhadap pesantren menjadi berubah pula. Kalau pada tahap awal pesantren diberi makna dan pengertian sebagai lembaga pendidikan tradisional tetapi saat sekarang pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional tak lagi selama benar.
Tipologi Pondok Pesantren
Seiring dgn laju perkembangan masyarakat maka pendidikan pesantren baik tempat bentuk hingga substansi telah jauh mengalami perubahan. Pesantren tak lagi sesederhana seperti apa yg digambarkan seseorang akan tetapi pesantren dapat mengalami perubahan sesuai dgn pertumbuhan dan perkembangan zaman.
Menurut Yacub yg dikutip oleh Khozin mengatakan bahwasa ada beberapa pembagian pondok pesantren dan tipologi yaitu :
  • Pesantren Salafi yaitu pesantren yg tetap mempertahankan pelajaran dgn kitab-kitab klasik dan      tanpa diberikan pengetahuan umum. Model pengajarannyapun sebagaimana yg lazim diterapkan dalam pesantren salaf yaitu dgn metode sorogan dan weton.
  • Pesantren Khalafi yaitu pesantren yg menerapkan sistem pengajaran klasikal (madrasi) memberikan ilmu umum dan ilmu agama serta juga memberikan pendidikan keterampilan.
  • Pesantren Kilat yaitu pesantren yg berbentuk semacam training dalam waktu relatif singkat dan      biasa dilaksanakan pada waktu libur sekolah. Pesantren ini menitik beratkan pada keterampilan ibdah dan kepemimpinan. Sedangkan santri terdiri dari siswa sekolah yg dipandang perlu mengikuti kegiatan keagamaan dipesantren kilat.
  • Pesantren terintegrasi yaitu pesantren yg lbh menekankan pada pendidikan vocasional atau kejuruan sebagaimana balai latihan kerja di Departemen Tenaga Kerja dgn program yg terintegrasi. Sedangkan santri mayoritas berasal dari kalangan anak putus sekolah atau para pencari kerja. (2006:101)
Sedangkan menurut Mas’ud dkk ada beberapa tipologi atau model pondok pesantren yaitu :
  • Pesantren yg mempertahankan kemurnian identitas asli sebagai tempat menalami ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi-I-din) bagi para santrinya. Semua materi yg diajarkan dipesantren ini sepenuh bersifat keagamaan yg bersumber dari kitab-kitab berbahasa arab (kitab kuning) yg ditulis oleh para ulama’ abad pertengahan. Pesantren model ini masih banyak kita jumpai hingga sekarang seperti pesantren Lirboyo di Kediri Jawa Timur beberapa pesantren di daeah Sarang Kabupaten Rembang Jawa tengah dan lain-lain.
  • Pesantren yg memasukkan materi-materi umum dalam pengajaran namun dgn kurikulum yg disusun sendiri menurut kebutuhan dan tak mengikuti kurikulum yg ditetapkan pemerintah secara nasional sehingga ijazah yg dikeluarkan tak mendapatkan pengakuan dari pemerintah sebagai ijazah formal.
  • Pesantren yg menyelenggarakan pendidikan umum di dalam baik berbentuk madrasah (sekolah umum berciri khas Islam di dalam naungan DEPAG) maupun sekolah (sekolah umum di bawah DEPDIKNAS) dalam berbagai jenjang bahkan ada yg sampai Perguruan Tinggi yg tak hanya meliputi fakultas-fakultas keagamaan meliankan juga fakultas-fakultas umum. Pesantren Tebu Ireng di Jombang Jawa Timur adl contohnya.
  • Pesantren yg merupakan asrama pelajar Islam dimana para santri belajar disekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi diluarnya. Pendidikan agama dipesantren model ini diberikan diluar jam-jam sekolah sehingga bisa diikuti oleh semua santrinya. Diperkirakan pesantren model inilah yg terbanyak jumlahnya. (2002:149-150)
Dinamika Pondok Pesantren
Dalam perspektif sejarah lembaga penidikan yg terutama berbasis di pedesaan ini telah mengalami perjalanan sejarah yg panjang sejak sekitar abad ke 18. seiring denga perjalanan waktu pesantren sedikit demi sedikit maju tumbuh dan berkembang sejalan dgn proses pembangunan serta dinamika masyarakatnya. Ini menunjukkan bahwa ada upaya-upaya yg dilakukan pesantren utk mendinamisir diri sejalan dgn tuntutan dan perubahan masyarakatnya.
Dinamika lembaga pendidikan Islam yg relatif tua di Indonesia ini tampak dalam beberapa hal seperti :
  • Peningkatan secara kuantitas terhadap jumlah pesantren. Tercatat di Departemen Agama bahwa pada tahun 1977 ada 4195 pesantren dgn jumlah santri 677.384 orang. Jumlah tersebut menjadi 5661 pesantren dgn 938.397 santri pada tahun 1981 kemudian meningkat menjadi 15.900 pesantren dgn jumlah santri 59 juta orang pada tahun 1985.
  • Kemampuan pesantren utk selalu hidup ditengah-tengah masyarakat yg sedang mengalami berbagai perubahan. Pesantren mampu memobilisasi sumber daya baik tenaga maupun dana serta mampu berperan sebagai benteng terhadap berbagai budaya yg berdampak negatif. Kenyataan ini juga menunjukkan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan yg mempunyai kekuatan utk survive. Dan pesantren juga mampu mendinamisir diri ditengah-tengah perubahan masyarakatnya. Secara sosiologis ini menunjukkan bahwa pesantren masih memiliki fungsi nyata yg dibutuhkan masyarakat. (Khozin2006:149)
Sedangkan perkembangan secara kuantitatif maupun kemampuan bertahan ditengah perubahan tak otomatis menunjukkan kemampuan pesantren utk bersaing dalam memperebutkan peserta didik. Seperti Dhofir mengatakan (1992) bahwa dominasi pesantren di dunia pendidikan mulai menurun secara drastis setelah tahun 1950-an. Salah satu faktor adl lapangan pekerjaaan “modern” mulai terbuka bagi warga Indonesia yg mendapat latihan di sekolah-sekolah umum. Akan tetapi setelah proklamasi kemerdekaan pemerintah lbh memberikan perhatian terhadap sistem pendidikan nasional dgn membangun sekolah-sekolah umum dari tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
Perkembangan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa beberapa pesantren ada yg tetap berjalan meneruskan segala tradisi yg diwarisi secara turun temurun tanpa perubahan dan inprovisasi yg berarti kecuali sekedar bertahan. Namun ada juga pesantren yg mencoba mencari jalan sendiri dgn harapan mendapatkan hasil yg lbh baik dalam waktu yg singkat. Pesantren semacam ini adl pesantren yg menyusun kurikulum berdasarkan pemikiran akan kebutuhan santri dan masyarakat sekitarnya.
Maka dari pada itu apapun motif perbincangan seputar dinamika pesantren memang harus diakui mempunyai dampak yg besar contoh semakin dituntut dgn ada teknologi yg canggih pesantrenpun tak ketinggalan zaman utk selalu mengimbangi dari tiap persoalan-persoalan yg terkait dgn pendidikan maupun sistem di dalam pendidikan itu sendiri mulai dari sisi mengaji ke mengkaji. Itupun merupakan sebuah bukti konkrit di dalam pesantren itu sendiri bahwa mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Karena pesantren tak akan pernah mengalami statis selama dari tiap unsur-unsur pesantren tersebut bisa menyikapi dan merespon secara baik apa yg paling aktual. (Mas’ud dkk 2002:72-73)

Rabu, 23 Mei 2012

daftar santri assa'idiyyah 2




NO.
NAMA
ASAL
SEKOLAH 
1
Shivi Anshauri
Probolinggo
MAI-BU
2
Fahmi Anwar
Jombang
MAI-BU
3
Rifat
Purbalingga
MAI-BU
4
Krisna Hadi Putra
Bogor
MAI-BU
5
Husen
Brebes
MAI-BU
6
Faiq Fauzillah
Mojokerto
MAI-BU
7
Muhammad Ainul Fikri
Jombang
MAI-BU
8
Nasrulloh
Brebes
MAI-BU
9
Muhammad Azamuzzadi
Jombang
MAI-BU
10
Khoirul Maulani
Brebes
MAI-BU
11
Yodhi Satria
Magetan
MAI-BU
12
Ahmada Rizqi
Mojokerto
MAN Tambakberas
13
Basron El-Ambary
Jombang
MAN Tambakberas
14
Afif Zakari
Banyumas
MAN Tambakberas
15
Muhammad Afiqotul Abhar
Lamongan
MAN Tambakberas
16
Misbachul Huda
Surabaya
MAN Tambakberas
17
Khamim Muhammad Ma'rifatulloh
Surabaya
MAN Tambakberas
18
Ardy Fantoro
Jombang
MAN Tambakberas
19
Achmad Ainul Yaqin
Tuban
MAN Tambakberas
20
Bahar Mahmud Reynaldi
Cilacap
MAN Tambakberas
21
Restu Maulana
Cirebon
MAN Tambakberas
22
Miftahul Arif
Surabaya
MAN Tambakberas
23
Alfan Rahmadhani
Surabaya
MAN Tambakberas
24
Inhu Saputra Ashari
Riau
MAN Tambakberas
25
Ahmad Fikri Ikhmar
Riau
MAN Tambakberas
26
Ahmad Farhan Al-Harish
Jakarta
MTsN Tambakberas
27
Kurniawan Septi Andika 
Kediri
MTsN Tambakberas
28
Ahmad Azam Yasir
Tuban
MTsN Tambakberas
29
Habiby Riffandif
Mojokerto
MTsN Tambakberas
30
Nuzulul Furqon
Mojokerto
MTsN Tambakberas
31
Muhammad Irfannuddin
Jombang
MTsN Tambakberas
32
Gigich Al-Bonadi
Jombang
MTsN Tambakberas
33
Muhammad Nasrullah
Jombang
MTsN Tambakberas
34
Muhammad Agil Aufa Afinnas
Magelang
MTsN Tambakberas
35
Muhammad Ihda Fahmi Mahendra
Nganjuk
MTsN Tambakberas
36
Wildan Amiruddin
Lamongan
MTsN Tambakberas
37
Usman Ali
Surabaya
MTsN Tambakberas
38
Imam Turmudzi
Jombang
MTsN Tambakberas
39
Faiz Fajar Fitrian
Blitar
MTsN Tambakberas
40
Doni Prasetyo
Mojokerto
MTsN Tambakberas
41
Ahmad Fiqih Akbarul Haq
Sidoarjo
MTsN Tambakberas
42
Muhammad Wahyu Kurniawan
Jombang
MTsN Tambakberas
43
Muhammad Tabshir Cahya Utama
Cilacap
MTsN Tambakberas
44
Faiq Hawaari
Bogor
MTsN Tambakberas
45
Achmad Ridwan
Jakarta
MTsN Tambakberas
46
Muhammad Rizal Al Farisyi
Surabaya
MTsN Tambakberas
47
Yoga Oktavianto Nurmaha
Tuban
MTsN Tambakberas
48
Muhammad Naufal Syafi'ul Wafa
Blitar
MTsN Tambakberas
49
Muhammad Riski Syah Setia
Balikpapan
MTsN Tambakberas
50
Fajar Nur Khafidhin
Nganjuk
MTsN Tambakberas
51
Imron Afandi
Jombang
MTs-BU
52
Kesowo Thesar Riyadi
Sidoarjo
MTs-BU
53
Rahman Maulana
Sidoarjo
SMKTI
54
Muhammad khwanuddin
Jombang
STIMIK/STAI-BU
55
Ainun Najib
Jombang
STIMIK Jombang

JUMLAH 



MTsN
25


MAN
14


MAI
11


SMKTI
1


MAHASISWA
2


MTS-BU
2


TOTAL
55